Jumat, 24 Juni 2011

Enterobacter sakazakii sebabkan radang otak

Enterobacter Sakazakii Sebabkan Radang Otak
GEMPAR hasil penelitian Fakultas Kedokteran Hewan IPB yang mengungkapkan ada beberapa merk susu formula untuk bayi usia di bawah satu tahun yang mengandung Bakteri Enterobacter sakazakii sebenarnya bukanlah sesuatu yang baru. Di balik semua polemik atas pengumuman hasil penelitian itu, apa sebenarnya efek samping dari bakteri yang mesti kita waspadai?

Menurut situs Wikipedia, Enterobacter sakazakii merupakan bakteri gram negatif anaerob fakultatif, berbentuk koliform (kokoid), dan tidak membentuk spora. Bakteri ini termasuk dalam famili Enterobacteriaceae

Enterobacter sakazakii bukanlah mikroorganisme normal pada saluran pencernaan hewan dan manusia. Diduga, tanah, air, sayuran, tikus, dan lalat merupakan sumber infeksi bakteri ini. Enterobacter sakazakii dapat ditemukan di beberapa lingkungan industri makanan, lingkungan berair, dan sedimen tanah yang lembab.

Maka itu, tak mengherankan bila kabar mengenai beredarnya susu yang tercemar bakteri ini sangat meresahkan warga. Karena, infeksi E sakazakii menunjukkan bahwa bakteri ini dapat menyebabkan radang selaput otak dan radang usus pada bayi.

Adapun kelompok bayi yang memiliki resiko tertinggi terinfeksi E sakazakii yaitu neonatus (baru lahir hingga umur 28 hari), bayi dengan gangguan sistem tubuh, bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), bayi prematur, dan bayi yang lahir dari ibu yang mengidap human immunodeficiency virus (HIV).

Pada orang dewasa, Enterobacter sp merupakan patogen nosokomial yang menjadi penyebab berbagai macam infeksi termasuk bakteremia, infeksi saluran pernapasan bagian bawah, infeksi kulit, dan jaringan lunak, infeksi saluran kemih, infeksi dalam perut, radang jantung, radang sendi, osteomyelitis, dan infeksi mata.

Angka kematian akibat infeksi E. sakazakii mencapai 40-80 persen. Sebanyak 50 persen pasien yang dilaporkan menderita infeksi E. sakazakii meninggal dalam waktu satu minggu setelah diagnosis.

Lalu, bagaimana bakteri itu bisa mencemari susu formula? Hal itu mungkin terjadi semenjak awal proses pembuatan susu, mulai bahan pembuat susu, proses pengolahan, saat kaleng atau kemasan dibuka, hingga saat penyiapan susu formula. Oleh karena itu, para orang tua dianjurkan agar memberi bayi mereka yang berusia 6 bulan dengan ASI, bukan susu formula.

Sebelumnya, pada pekan lalu Mahkamah Agung telah memerintahkan Menkes, Badan POM dan IPB untuk memublikasikan nama-nama produsen susu formula yang mengandung Enterobacter Sakazakii. Polemik ini bermula ketika para peneliti Institut Pertanian Bogor (IPB) menemukan adanya kontaminasi Enterobacter sakazakii sebesar 22,73 persen dari 22 sampel susu formula yang beredar pada 2003 hingga 2006. Hasil riset itu dilansir Februari 2008. Namun, hingga kini IPB tidak bersedia menyebutkan merek susu yang dimaksud.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SILAHKAN BERKOMENTAR DISINI

SEKALI KLIK KETAGIHAN

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...