Minggu, 06 Mei 2012

TIPS MEMUTIHKAN GIGI

detail berita
Miliki gigi putih (Foto: Cobis)
SENYUM merupakan hiasan yang dapat mengubah penampilan wajah. Bahkan, saat ini senyum dianggap sebagai aset utama dalam bersosialisasi.

Dalam bersosialisasi, first impression alias pandangan pertama, merupakan hal yang penting. Senyum yang manis dan tulus, memiliki pengaruh besar. Survei yang dilakukan Dr Kourosh Maddahi, dokter spesialis kosmetik gigi yang berbasis di Beverly Hills, menyebutkan bahwa 82% orang tertarik pada senyuman yang cemerlang, dalam hal ini melibatkan gigi putih bersinar.

Di Amerika, kosmetik gigi sudah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat. Mereka bahkan rela merogoh kocek hingga USD1,4 miliar per tahun hanya untuk kosmetik gigi, dengan porsi terbanyak untuk memutihkan gigi. Sayangnya, hal tersebut kontras dengan kebanyakan masyarakat Indonesia yang masih kurang peduli terhadap kesehatan dan kecantikan gigi. Padahal, survei lain yang dilakukan British Dental Heath Foundation menyebutkan, sekitar 74% peningkatan karier ditentukan oleh senyum.

Ya, pasta gigi memang bisa membantu memutihkan gigi, tapi tingkat warna putih gigi pun tidak akan berubah terlalu jauh.Pun begitu, dibutuhkan waktu yang cukup lama. Memang, solusi memutihkan gigi secara instan sudah bukan hal baru di Indonesia. Kendati demikian, banyak yang menganggap hal tersebut sebagai kebutuhan tersier alias tidak terlalu perlu, mengingat juga harganya yang melambung.

Perawatan kosmetik gigi, termasuk di dalamnya pemutihan gigi, sebenarnya tersedia di dokter gigi dan poliklinik gigi. Hanya saja, masyarakat masih awam terhadap perawatan ini. Padahal, warna gigi juga menunjukkan tingkat kesehatan gigi seseorang. Gigi berwarna gelap bisa terjadi akibat pola makan dan gaya hidup yang buruk. Di samping itu, hal tersebut juga berpengaruh terhadap keseluruhan penampilan. Perawatan gigi memang masih sering diabaikan oleh masyarakat Indonesia. Meskipun sebetulnya hal tersebut sangat penting untuk dilakukan. Bukan hanya pemutihan gigi, namun pembersihan karang gigi pun harus dilakukan dalam jangka waktu tertentu secara teratur. Karang yang terjadi akibat endapan makanan dapat menyebabkan gigi keropos. Bila sudah begitu, makanan lezat yang tersedia di depan mata tidak akan bisa dinikmati dengan leluasa.

Menurut Drg Henny, sekarang ini di kalangan masyarakat luas belum banyak terdapat dokter gigi spesialis kosmetik.

“Banyak orang awam tidak tahu. Tahunya dokter gigi saja. Dokter gigi itu punya kepintaran lain-lain, ada yang hanya tambal,sekitar cabut, ada dokter gigi yang merapikan gigi, ada juga yang spesialis di bidang kosmetik gigi,” kata dia.

Menyoal pola makan dan gaya hidup serta kaitannya dengan kecantikan gigi, terkadang kita tidak menyadari bahwa makanan dan minuman yang kita konsumsi dapat memengaruhi kesehatan gigi. Kopi, teh, cola, red wine, dan minuman berwarna lainnya sebenarnya bertanggung jawab terhadap perubahan warna gigi. Selain itu, rokok dan obat-obatan yang kita konsumsi bisa memberi pengaruh buruk pada gigi. Padahal, gigi yang putih dapat mendukung penampilan. Hanya saja, kita sering mengabaikan hal tersebut. Warna asli gigi seseorang merupakan warna gigi pertama yang tumbuh setelah gigi susu.

Tingkat warna putihnya pun berbeda-beda, bergantung makanan, minuman, dan hal lain yang dikonsumsi oleh si ibu saat mengandung. Saat seorang anak tumbuh, semua asupan makanan dan minuman tadi juga semakin memengaruhi warna gigi. Apalagi jika anak tersebut mulai merokok pada usia muda. Semakin bertambahnya usia, warna gigi akan menjadi semakin gelap. Parahnya, jika tidak dilakukan perawatan yang teratur, maka gigi kita akan rusak.

Yang tidak diketahui masyarakat Indonesia selama ini adalah cara perawatan gigi yang benar. Sebenarnya, perawatan pemutihan gigi itu sudah menjadi keharusan pada setiap orang sebagai salah satu upaya mempertahankan kesehatan gigi. Oleh karena itu, edukasi serta sosialisasi kepada publik dalam hal ini memegang peranan penting.

Selanjutnya, Andre Wijaya, pemilik SmileXpress menyatakan, ”Salah satu alasan kami membuka klinik pertama di mal untuk memberi edukasi kepada masyarakat bahwa perawatan kosmetik gigi sudah merupakan bagian dari gaya hidup.”

Dari segi kesehatan gigi, masyarakat Indonesia pun belum terlalu peduli. “Kebiasaan menyikat gigi saja masih suka dianggap remeh,” ungkap drg Zaura Anggraeni Matram MDS, dokter gigi dari Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI).

Dokter yang akrab dipanggil Rini ini menjelaskan, berdasarkan sebuah penelitian ternyata hanya ada sekitar 10%–20% penduduk Indonesia yang bebas dari penyakit gigi berdarah atau berlubang. Hal tersebut sangat memprihatinkan, apalagi penyakit gigi berlubang merupakan penyakit yang cukup serius

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SILAHKAN BERKOMENTAR DISINI

SEKALI KLIK KETAGIHAN

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...